Opening

Selamat Datang di web Orang Jombang

Selamat Membaca Berbagai Artikel Di Bawah Ini

Minggu, 17 Januari 2010

SUMBER DAYA ALAM PULIH DAN TAK PULIH

Pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup bertujuan, pertama, menjaga kelestarian produktivitas sumber alam yang meliputi tanah, hutan, air serta lautan; dan kedua, menang­gulangi kemerosotan lingkungan hidup. Dalam usaha mencapai tujuan itu maka dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengawetan tanah dan air di areal produksi pertanian, reklamasi tanah kritis, pencegahan perupakan pesisir dan pencegahan pertisakan hutan. Agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil guna yang setinggi-tingginya, maka baik dalam merencanakannya maupun dalam melaksanakannya perlu diperhi­tungkan bahwa kegiatan kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan masyarakat yang menyeluruh. Dalam hubungan ini, di samping memperhitungkan masalah-masalah fiaik teknis dan ekonomi dalam merencanakan dan melaksana- kan kegiatan tersebut diperhitungkan pula masalah-masalah sosial budaya yang ada dan yang mungkin timbul. Di waktu yang lalu kerusakan sumber alam dan kemerosotan lingkungan hidup telah merupakan masalah. Di masa mendatang bahaya kerusakan dan kemerosotan lingkungan hidup itu tetap akan ada.

Kegiatan pengawetan tanah dan air dan lain-lain­nya yang disebutkan di atas, terutama dimaksudkan untuk me­ningkatkan pendapatan petani dan nelayan miskin di daerah-daerah kritis dengan jalan meningkatkan produktivitas tanah garapan dan perairan yang merupakan sumber mata pencaharian mereka. Di samping itu usaha-usaha tersebut juga dimaksudkan untuk mengamankan tempat-tempat pemukiman dan bangunan-ba­ngunan serta jaringan-jaringan prasarana yang telah dibangun terhadap bahaya banjir, kekeringan dan pelumpuran. Selanjutnya usaha-usaha tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan perairan agar semakin mampu mendukung usaha-usaha pembangunan selanjutnya.





Gambar 1. Hubungan antar pertumbuhan Ekonomi dengan

Barang Sumber Daya

Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah akan mengakibatkan pertumbuhan yang positif pula dalam permintaan dan juga tingkat produksi barang sumber daya, hal ni disebabkan penigkata ekonomi selalu di barengi dengan penigkatam pula ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh warga setempat. Dua hal tersebut saling timbal balik dan mempunyai dampak yang positif. Tingginya barang produksi yang dihasilkan juga akan meningkatkan pendapatan dan pergerakan uang dalam masyarakat akan semakin cepat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dua variable tersebut mempunyai hubugan yang positif karena peningkatan di salah satu variable akan mengakibatkan peningkatan di variable yang lainnya.


Gambar 2. Hubungan antar pertumbuhan Ekonomi

dengan Persediaan Alam

Pertumbuhan ekonomi suatu kawasan akan mengakibatkan permintaan akan Sumber Daya Alam akan meningkat seiring benyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang termasuk didalamnya. Banyaknya permintaan akan mengakibatkan persediaan Sumber Daya Alam mengalami kemerosotan Quantitasnya sehingga hal tersebut akan mengakibatkan kelangkaan barang dipasaran. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumber daya alam tidak sama dengan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya barang sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi akan semakin banyak barang sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi yang pada gilirannya akan mengurangi tersedianya sumber daya alam yang ada di dalam bumi karena barang sumber daya itu harus diambil dari tempat persediaan (stock) sumber daya alam. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumber daya dan pertumbuhan ekonomi




Gambar 3. Hubungan Tingkat Pertumbuhan

Dengan Tingkat Pencemaran

Jadi terdapat hubungan yang positif antara pembangunan ekonomi dan pencemaran lingkungan. Semakin giat pembangunan ekonomi semakin tinggi pula derajat pencemaran lingkungannya. Gambar 3 menunjukkan hubungan tersebut yaitu pada sumbu horisontal digambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pada sumbu vertikal digambarkan tingkat pencemaran. Apabila laju pertumbuhan ekonomi setinggi Yo% maka tingkat pencemaran lingkunagn setinggi Po dan bila tingkat pertumbuhan ekonomi setinggi Y1% maka tingkat pencemaran lingkungan setinggi P1. jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan produksi barang dan jasa mengahsilkan sesuatu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk, tetapi di lain pihak karena adanya pencemaran lingkungan merupakan faktor yang menekan kesejahteraan hidup penduduk. Adapun hubungan antara jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, barang sumber daya, barang sumber daya alam dan lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber daya alam dikelompokkan menjadi 2, yaitu sumber daya alam pulih dan sumber daya alam tak pulih. Sumber daya alam tak pulih mempunyai sifat bahwa volume fisik yang tersedia tetap, dan dapat diolah kembali. Untuk memulihkan kembali sumber daya ini membutuhkan waktu yang cukup lama (ribuan tahun). Contohnya yaitu: batu bara, minyak tanah, gas alam, minyak bumi, batu-batuan dll. Sumber daya alam pulih yaitu memiliki sifat terus-menerus ada. Contohnya adalah angin, air, udara, sinar matahari, dan lain-lain. Walaupundemikian untuk sumber daya alam pulih harus dapat digunakan sebaik mungkin, sebab kesalahan dalam memanfaatkannya sumber daya ini akan mengakibatkan kerugian yang sifatnya kontinyu. Ada beberapa masalah yang sedang banyak dibahas penyelesaiannya di kalangan masyarakat dan pemerintahan, contohya kegiatan penambangan pasir dan batu di berbagai tempat di propinsi Jawa Timur, serta penambangan minyak bumi yang semakin hari semakin menurun jumlahnya.

Penambangan pasir secara besar-besaran di beberapa daerah di Jawa Timur telah menimbulkan keresahan. Selain mengakibatkan rusaknya lingkungan, jalan desa juga hancur. Meski diprotes, penambangan itu terus berlangsung. Kegiatan penambangan pasir secara liar di beberapa wilayah Jatim perlu perhatian serius. Misalnya, penambangan pasir liar dengan peralatan mekanik di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Brantas, Jombang, kini marak lagi setelah dua bulan lalu ditertibkan. Belum lagi penambangan pasir-batu (sirtu) semisal di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, yang dipersoalkan dewan. Aktivitas tersebut selain merusak lingkungan, juga merusak jalan-jalan poros desa yang dilewati truk-truk pengangkut pasir. Pada akhirnya, kerugian juga akan ditanggung pemkab masing-masing, karena mereka harus mengeluarkan dana tak sedikit untuk perbaikan jalan maupun reklamasi lingkungan Seperti diketahui, aktivitas penambangan sirtu liar kian marak selama satu dekade terakhir. Aktivitas itu dinilai hanya mengedepankan keuntungan pribadi tanpa memperhatikan aspek kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Dampak jangka panjang penambangan yang berpindah-pindah pun membahayakan keselamatan masyarakat. Apalagi jika diguyur hujan lebat, wilayah tersebut rawan longsor.

Minyak bumi sebagai salah satu SDA tak pulih, sehingga persediaannya dalam bumi semakin lama akan semakin menurun. Konsumsi dan ketergantungan manusia terhadap minyak bumi menjadikan konsumsi minyak bumi semakin tinggi seiring pernigkatan jumlah enduduk di dunia. Sejak dahulu pemakaian minyak bumi telah mengalami pasang surut yang disebabkan oleh eksploitasi besar-besaran, sebagai contoh pada tahun 70-an yang dapat dilihat di tabel dibawah ini:


PRODUKSI MINYAK BUMI, 1972/73 — 1974/75

Tahun

PRODUKSI

(Juta Barrel)

1972/73

412,3

1973/74

508,4

1974/75

485,5

Sesuai dengan sifat dari SDA tak pulih maka suatu saat minyak bumi akan mengalami kelangkaan dan pada kondisi yang berbahaya minyak bumi akan habis. Disaat seperti ini manusia akan berfikir untuk menciptakan sumber energi baru yang dapat menggantikan keberadaan dari minyak bumi. Berbagai sumber energi baru telah diciptakan, dan semua itu berasal dari bahan nabati atau tumbuh-tumbuhan. Sebagai contoh adalah adanya pengolahan minyak jarak sebagai minyak diesel, pengolahan bio gas dari limbah rumah tangga, dsb.

Teori Pendapatan

Menurut Hernanto (1996), analisis pendapatan terhadap usahatani penting dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak akan dicapai oleh setiap usahatani dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya. Analisis pendapatan pada dasarnya memerlukan 2 (dua) keterangan pokok yaitu: (a) keadaan penerimaan, dan (b) keadaan pengeluaran (biaya produksi) selama jangka waktu tertentu.

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan dalam usahatani merupakan perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi. Sedangkan menurut Boediono (1995), penerimaan total (total revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan output-nya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Q x P

Keterangan:

TR = Penerimaan total (Rp)

Q = Jumlah produksi yang dihasilkan (kg)

P = Harga (Rp)

Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis dan digambarkan sebagai berikut (Soekartawi, 2002):

Y = TR-TC

TR = PxQ

TC = TFC + TVC

Keterangan:

Y = Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

P = Harga per satuan (Rp)

Q = Jumlah Produksi (kg)

TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap (Rp)